Beranda
Air Terjun
Destinasi Wisata
Jawa Timur
Malang
Malang Raya
Coban Jahe Malang - Sejarah, Fasilitas dan Harga Tiket Masuk

Malang mengoleksi cukup banyak objek wisata air terjun. Terutama tersebar di sekitaran Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Sumber Pitu, Coban Ciblungan, dan Coban Pelangi adalah beberapa air terjun populer di Malang. Selain itu, ada juga air terjun Coban Jahe yang tak kalah menawan.

Air terjun di Desa Pandansari Lor, Kecamatan Jabung ini dibuka 2012 dan populer sejak beberapa tahun lalu. Erupsi Bromo turut menjadi berkah sendiri bagi objek wisata alam lain yang ada di sekitarnya. Coban Jahe turut menampung limpahan wisatawan Gunung Bromo, baik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Objek wisata air terjun ini menarik karena selain menawarkan sejumlah air terjun lain, areanya juga telah dipermak sedemikian rupa dengan beberapa wahana. Alhasil, pengunjung yang datang pun betah berlama-lama seiring dengan banyak aktivitas yang bisa dilakukan. Jadi, datang dan bergembiralah juga di sana.

Sekilas Sejarah Coban Jahe Malang

Di balik keindahan pesona hijau sejuk alamnya, air terjun ini menyimpan sejarah kelam masa silam. Tidak jauh dari pintu masuknya, pengunjung akan menemukan tugu Taman Makam Kali Jahe. Tugu itulah yang menjadi saksi pembantaian 38 tentara Indonesia oleh penjajah Belanda. Terjadi sekitar tahun 1948.

Bahkan, kisah tersebut juga diabadikan pada namanya. Jahe bukanlah merujuk pada tanaman jahe, melainkan berasal dari istilah dalam bahasa Jawa "pejahe" yang berarti meninggal dunianya. 38 prajurit itu bersembunyi namun ketahuan dan ditembaki dari atas bukit dan meninggal di area air terjun.

Wanawisata yang berada di kawasan Perhutani Unit II RPH Sukopuro, Jabung ini sudah menarik cukup banyak wisatawan sejak buka pertama kali di tahun 2012. Puncak kunjungan biasa terjadi di akhir pekan dan hari libur. Jika di hari biasa berkisar 100 orang, di akhir pekan bisa mencapai 300-400 orang.

Aktivitas Yang Menarik Dilakukan

Coban Jahe merupakan air terjun berketinggian sekitar 45 meter dengan debit air yang cukup besar. Air yang jatuh tertampung di kolam alaminya sebelum menuju Sungai Jahe yang mengalir di bawahnya. Di sungai berkedalaman sebatas paha orang dewasa itulah umumnya pengunjung beraktivitas.

Seperti halnya di Sumber Maron Malang, di aliran Sungai Jahe wisatawan bisa seru-seruan dengan wahana river tubing yang tersedia. Lembaga Kemitraan Desa Pengelola Hutan (LKDPH) sebagai pengelolanya telah menyediakan peralatannya. Satu paket termasuk ban, pelampung, helm, konsumsi dan pemandu.

Selain tubing, pengunjung bisa menjelajah, trekking ke air terjun lain yang berada di Desa Pandansari Lor. Di antaranya ada Coban Ani-Ani, Coban Sari, dan Coban Kodok. Sebenarnya masih banyak air terjun, namun baru 4 yang sudah jadi objek wisata. Air terjun Jahe sendiri tidak hanya satu, namun tiga air terjun.

Tidak hanya itu, bahkan ketika tiba di kawasan Coban Jahe, pengunjung akan disambut taman bunga dengan beberapa spot foto berlatarbelakang air terjun dari kejauhan. Spot foto apung cukup menjadi perhatian. Ada juga spot Cafe Indian. Jika ingin berkemah juga telah tersedia camping ground.

{next}

Fasilitas Wisata & Harga Tiket Masuk

Bagi sebuah objek wisata air terjun, fasilitas yang tersedia di sini sudah cukup memadai. Ada beberapa warung penjual makanan dan minuman, Mushola, area parkir yang luas, serta kamar mandi yang bersih. Seperti yang telah disebutkan di atas, di sini juga ada Cafe Indian dan penyewaan alat tubbing.

KeteranganHarga
Tiket MasukRp 10.000
Parkir Roda 2Rp 5.000
Parkir Roda 4Rp 10.000
River Tubing± Rp 75.000/pkt
Note: harga tiket masuk Coban Jahe dalam daftar di atas belum tentu akurat karena bisa berubah sewaktu-waktu.

Lokasi & Rute Coban Jahe Tumpang

Untuk mengunjungi objek wisata ini, sobat traveler perlu melakukan perjalanan berkendara sejauh 23 km atau sekitar 1 jam dari Kota Malang. Menuju arah Pakis hingga tiba di Tumpang. Belok ke kiri ke arah Jabung. Dari sini sudah mulai banyak petunjuk arah ke objek wisata Coban Jahe.

Lanjutkan perjalanan hingga tiba di Dusun Begawan. Mulai dari dusun ini jalan mulai menyempit dan tidak rata. Harus bersabar, terutama bagi Anda yang menggunakan kendaraan roda empat. Untuk mempermudah, manfaatkan GPS dengan menggunakan peta lokasinya, DI SINI.